pengetahuan agama
1) LARANGAN MENGHARAPKAN KEMATIAN, KECUALI KARENA AGAMANYA RUSAK
ketahuilah islam melarang kita mengharapkan kematian,agar orang yang baik bisa menambah kebaikannya dan orang jelek senantiasa mau bertaubat dari kesesatan.
- وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ اَلْمَوْتَ لِضُرٍّ يَنْزِلُ بِهِ,
فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا فَلْيَقُلْ: اَللَّهُمَّ أَحْيِنِي
مَا كَانَتِ اَلْحَيَاةُ خَيْرًا لِي, وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ
اَلْوَفَاةُ خَيْرًا لِي ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar-benar menginginkannya hendaknya ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku." Muttafaq Alaihi.
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar-benar menginginkannya hendaknya ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku." Muttafaq Alaihi.
"sesungguhnya" seorang muslim itu akan di beri pahala pada setiap yang di infakkan,kecuali pada barang barang kebutuhan (melebihi batas keperluan).
'Abu hurairah' berkata: aku pernah mendengar rasulullah saw bersabda: amal seseorang tidak pernah memasukkannya kesurga.'para sahabat bertanya', tidak juga anda, wahai rasullullah, beliau menjawab:
"tidak juga saya,kecuali allah meliputiku dengan karunia dan rahmatnya.maka, beramallah secara pertengahan(tidak berlebihan dan tidak meremehkan)serta mendekatlah pada kebenaran dan janganlah seseorang dari kalian mengharapkan kematian, karena jika ia orang yang baik, semoga saja kebaikannya bisa bertambah, dan jika ia orang yang jelek, semoga saja ia mau bertaubat"
Sahl bin Abdullah At-Tustari berkata tidak ada yang boleh mengharapkan kematian kecuali tiga orang:
-orang yang tidak mengetahui apa yang terjadi setelah kematian
-orang yang merasa berat akan takdir takdir allah terhadap dirinya
-orang yang rindu dan cinta untuk bertemu dengan allah
Didalam hadits hadits terdahulu terdapat isyarat, sebab larangan mengharapkan kematian
dan berdoa dengannya ialah:
karena amal sholeh akan terputus dan dengan hidup seseorang bisa beramal, sedangkan amalannya dapat menyebabkan pahalanya bertambah
musykil yaitu seorang mukmin melakukan kejelekan. yakni terkadang seorang mukmin terkadang juga melakukan kejelekan berarti bertambahnya usia juga hanya akan menambah kejelekan pada dirinya
abu umar bin abdul barr menyebut kan dalam at tamhid wal istidzkar terdapat sebuah hadist dari zadan abu umar, dari ulaim al kandari ia berkata: aku pernah duduk bersama abbas al ghifari di atas atap rumah tiba tiba ia melihat orang yang tertimpa penyakit tha'un(wabah menular) ia berkata ,wahai penyakit tha'un tularilah aku(ia mengucap sebanyak tiga kali) maka ulaim berkata,mengapa anda berkata seperti itu??bikankah rasulullah berkata
rasulullah bersabda:
janganlah seseorang kalian mengharapkan kematian,karena saat amalannya terputus (mati) maka ia tidak akan dikembalikan sehingga (dapat diterima taubatnya)
abbas pun menjawab, aku juga pernha mendengar rasulullah bersabda:
mintalah disegerakan untuk mati karena enam keadaan, kepemerintahan orang orang yang bodoh,banyaknya polisi,dijualnya hukum,darah dianggap ringan,silaturahmi diputus,adanya generasi yang menjadikan alquran sebagai seruling seruling,mereka menyuruh seseorang untuk melagukan alquran kepada mereka meski kepahamannya lebih sedikit dibanding mereka
Macam-macam Bacaan Sholawat
Dari zaid bin Abdullah, bahwa sebenarnya mereka ini telah dianjurkan membaca sholawat dengan bacaan berikut :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ“Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi’
Yang artinya :
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi.(Fadlu Ash Sholah ‘Alan Nabiy no 60 SyeikhAlbani menganggap hadist ini shohih)”
Dari Ka’ab bin Ujroh, bercerita
“Wahai Rasulallah, kami sudah mengetahui bagaimana cara mengirim salam kepadamu. Lalu bagaimana cara kami bersholawatkepadamu? Nabi SAW bersabda ucapkanlahاللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid”
Yang artinya :
“Ya Allah berilah sholawat kepada muhammad dan keluarganya karena engkau memberi sholawat kepada keluarga ibrahim. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Penyayang. (Fadlu Ash Sholah ‘Alan Nabiy no 56 SyeikhAlbani menganggap hadist ini shohih)”
Dari hadist riwayat bukhori yang telah diriwayatkan sebagai berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
Yang artinya :
“Ya allah berilah sholawat kepada Muhammad dan keluarganya karena engkau memberi sholawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya engkau Maha Terpuji lagi Maha Penyayang Ya Allah berilah sholawat kepada Muhammad dan keluarganya karena engkau memberi sholawat kepada keluarga Ibrahim.Sesungguhnya engkau Maha Terpuji lagi Maha Penyayang”
Ada beberapa sholawat yang mungkin kalian ketahui dan hafal. Yup Sholawat Nariyah dengan Sholawat Nuril Anwar
Manfaat Dan Keutamaan Bacaan Sholawat
Diriwayatkan dari abdullah bin ‘amr, Rasulullah bersabda
“Barang siapa membaca sholawat kepadaku dan meminta agar mendapat wasilah dariku, maka dia berhak mendapat syafaatku kelak di hari kiamat.” (Fadlu Ash-sholah ‘alannabiy no 50, Ismail bin Ishaq Al jahdiy. Dianggap shohih oleh syeikhAlbani).Dari hadist diatas sebenarnya seseorang yang senang bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan tujuan agar mendapatkan syafaatnya, maka Nabi telah menjanjikan syafaat tersebut kelak dihari kiamat nanti. Hari di mana semua amal-amal perbuatan kita semasa hidup akan dimintai pertanggung jawaban.
Perbanyaklah bersholawat di hari Jumat
Rasulallah SAW bersabda“Perbanyaklah bersholawat kepadaku pada setiap Jumat, karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada hari Jumat.Barang siapa yang banyak bersholawat kepadaku dialah yang paling dekat denganku besok dihari kiamat.”( HR. Baihaqi dalam sunan al kubro. )
Dari hadist tersebut kita dapat ambil sebuah kesimpulan bahwa sebagai umat Nabi Muhammad yang menginginkan syafaatnya kelak nanti, hendaklah kita selalu mengamalkan dan membaca sholawat nabi pada hari Jumat.
Karena pada hari itu semua sholawat yang kalian baca kepada nabi Muhammad SAW akan ditunjukkan oleh malaikat yang telah mendapat tugas oleh Allah untuk mengawasi umat yang bersholawat kepada Nabi.
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda
“Barang siapa bersholawat kepadaku satu kali maka Allah akan membalas pahalanya sebanyak sepuluh kali.”Dari sini begitu jelas apa balasan seseorang yang mau bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bayangkan bila kalian ini bersholawat kepada nabi sebanyak 5 kali, maka Allah SWT akan membalasnya sebanyak 50 kali. Apabila 1000 kali kalian bersholawat maka Allah akan semakin banyak melipat gandakan pahala yang diberikan kepada orang yang membacanya tersebut.
Sangat mudah bukan? Ketika kalian ingin masuk surga bersama Rasulullah SAW? Hanya dengan senang membaca sholawat nabi dan ternyata bisa membuat kalian sangat dekat dan bahkan bisa melihat Nabi Muhammad SAW secara langsung kelak di surga nanti. Insya Allah. Amin
Semoga kita selalu senantiasa beristiqamah untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan selalu diberkahkan oleh Allah SWT. Maka dari itu, yuk bareng-bareng gemar membaca sholawat
Semoga kalian bisa mendapatkan manfaatnya. Sekian dan terima kasih
macam macam tanda baca alquran
A. Pengertian tanda baca
Tanda baca huru-huruf hijaiyah yang sering digunakan disebut sebagai harakat ( حَرَكَةٌ ) atau syakal (
ٌشَكْل ). Tanda baca itu digunakan untuk membunyikan huruf-huruf
hijaiyah. Semua huruf hijaiyah tidak dapat berbunyi tanpa melibatkan
tanda baca ini. Huruf-huruf hijaiyah dalam bahasa indonesia di kenal
dengan konsonan, sedangkan tanda bacanya dikenal dengan vokal, semua
konsonan tanpa vokal tidak akan berbunyi.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah tersebut, maka tanda baca huruf-huruf hijaiyah terdapat 5 macam, yaitu :
1. Tanda baca baris satu ( —ُ—ِ—َ )
Jika diatas berupa alif disebut fathah, jika dibawah berupa alif disebut kasrah, dan jika diatas berupa wawu disebut dhommah.
2. Tanda baca baris dua ( —ٌ—ٍ—ً ) atau tanwin.
Tanda baca ini disebut “tanwin”, yang kejadiannya sama dengan tanda baca satu dengan dirangkap dua.
3. Tanda baca mati ( —ْ )
Tanda baca ini disebut sukun.
4. Tanda baca ganda ( —ّ )
Tanda baca ini disebut “tasydid” ada yang mengatakan “ tazh’if”.
5. Tanda baca panjang ( )
Tanda baca ini digunakan untuk bacaan mad, cara membacanya dipanjangkan.
Kelima tanda baca tersebut telah digunakan untuk penulisan semua Mushaf Utsmani, karena mushaf yang digunaklan dewasa ini adalah Mushaf Utsmani. Untuk lebih jelasnya dapat melihat contoh-contoh berikut ini:
- Tanda baca Baris satu atas ( fathah )
Tanda baca ini dalam bahasa indonesia diganti dengan vokal “a”
Contoh :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Fathah | Wawu dan Lam | وَلَدًا | Waladan |
2. | Fathah | ‘Ain dan Mim | عَلِمَ | ‘Alima |
3. | Fathah | Kaf dan Ba’ | كَذِبَ | Kadziba |
Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan vokal “ i ”
Contoh :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Kasrah | Alif dan Ba’ | اِبِلٌ | Ibilun |
2. | Kasrah | Ra’ | شَرِبَ | Syariba |
3. | Kasrah | Dhad | غَضِبَ | Ghodiba |
- Tanda baca Baris depan satu (Dhommah)
Tanda baca ini dalam bahsa Indonesia diganti dengan vokal “u”
Contoh :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Dhommah | Kaf dan Ta’ | كُتُبٌ | Kutubun |
2. | Dhommah | Tha’ dan Ra’ | طُرُقٌ | Thuruqun |
3. | Dhommah | Zhad | ظُلْم | Zhulmun |
- Tanda baca Baris dua atas (Fathatain)
Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “an”
Contoh :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Fathatain | Ta’ | ًصَدَقَة | Shadaqatan |
2. | Fathatain | Dal | اَحَدًا | Ahadan |
3. | Fathatain | Ba’ | ذَنْبًا | Zdamban |
- Tanda baca Baris dua bawah (Kasratain)
Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “in”
Contoh :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Kasratain | Lam | جَمَلٍ | Jamalin |
2. | Kasratain | Ta’ | فِنَةٍ | Finatin |
3. | Kasratain | Nun | ثَمَنٍ | Tsamanin |
- Tanda baca Baris dua depan (Dhommatain)
Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “un”
Contoh :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Dhommatain | Kha’ | ًاَخٌ | Akhun |
2. | Dhommatain | Qaf | غَرَكٌ | Gharakun |
3. | Dhommatain | ‘Ain | ٌسَمْع | Sam’un |
- Tanda baca mati (Sukun)
Selain hamzah, semua huruf hijaiyah menerima tanda baca sukun, dan dengan adanya sukun menjadi mati huruf tersebut, yang dalam bahasa Indonesia sama dengan konsonan.
Jika hamzah duberi sukun, maka namana alif, sedangkan alif yang diberi tanda baca hidup menjadi hamzah. Perubahan alif ke hamzah disebut “Alif Yabisah”
Contoh tanda baca mati :
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Sukun | Za’ | يَزْعُمُ | Yaz’umu |
2. | Sukun | Ha’ dan Wawu | يَحْمَدُوْنَ | Yahmaduuna |
3. | Sukun | Sin | يُوَسْوِسُ | Yuwaswisu |
- Tanda baca ganda (Tasydid)
Jika ada dua huruf yang sama dan bergandengan, yang satu hidup sedang yang lain mati. Misalnya huruf (جَ/جً), maka huruf tersebut dapat ditulis dan dibaca dengan tasydid menjadi (جَّ). Hal itu jika huruf yang hidup tidak dibedakan dengan fathah, kasrah ataukah dhommah, semuanya sama.
Contoh:
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Tasydid | Nun | جَنَّةٌ | Jannatun |
2. | Tasydid | ‘Ain | فَعَّالٌ | Fa’aalun |
3. | Tasydid | Ba’ | مُتَبَّرٌ | Mutabbarun |
- Tanda baca panjang
Tanda baca panjang dalam Alquran terbagi menjadi dua rincian yaitu:1. Tanda baca panjang yang berasal dari tanda baca hidup berbaris satu, baik fathah, kasrah, maupun dhommah. Jika berasal dari fathah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di atas ( ), jika berasal dari kasrah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di bawah ( ), dan jika berasal dari dhommah maka tanda baca panjangnya dengan dhommah terbalik diatas ( ).
Bagian pertama ini cara mambacanya sepanjang dua ketukan atau satu alif. Sedangkan panjang pendek ketukan disesuaikan panjang pendeknya irama bacaan yang dibaca.2. Tanda baca panjang yang dipanjangkan, ia tidak hanya dibaca dua ketukan tetapi lima ketukan (dua setengah alif) atau bahkan enam ketukan (3 alif ) tanda baca ini disimbolkan dengan ( ~ )
kedua tanda baca panjang tersebut sering kali digunakan dalam bacaan mad (bacaan yang dipanjangkan)
No. | Tanda Baca | Huruf Ditandai | Contoh | Cara Membaca |
1. | Fathah tegak | Sin dan Mim | سَـمٰوٰتِ | Samãwãti |
2. | Fathah tegak | Ya’ | قِــيٰمَةْ | Qiyãmah |
3. | Fathah tegak | Sin dan Lam | بِرِسٰلٰتِى | Birisãlãtî |
4. | Kasrah tegak | Ha’ | بِنَـصْرِهٖ | Binashrihî |
5. | Kasrah tegak | Ha’ | بِــــــهٖ | Bihî |
6. | Kasrah tegak | Ha’ | عَلَيْــهٖ | ‘Alaihî |
7. | Dhommah terbalik | Ha’ | اِنَّــــهٗ | Innahû |
8. | Dhommah terbalik | Ha’ | اَمْرُهٗ | Amruhû |
9. | Dhommah terbalik | Ha’ | يَــؤُدُهٗ | Yaûduhû |
10. | Tanda panjang | Ya’ | اَغْنـِــيَآءُ | Aghniyaã’ |
11. | Tanda panjang | Lam | اُولۤئِــــكَ | Ulaãika |
12. | Tanda panjang | Kaf, ‘Ain, Shad | كۤهٰيٰعۤصۤ | Kaãfhãyã ãinshaãd |
Komentar
Posting Komentar